Erosi yang memprihatinkan......

EROSI PANTAI MENGANCAM TERUMBU KARANG
DI GILI MATRA

Erosi pasir pantai yang semakin meningkat telah mengubur
sisa-sisa karang yang hidup di Taman Wisata Laut (TWL)
Gili Matra, hingga kedalaman 15 meter. Kawasan konservasi
yang terdiri atas Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan
tersebut merupakan tujuan wisata paling popular di
Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang menyajikan wisata
snorkeling dan pemandangan bawah air melalui
glass-bottom- boat. Lokasi-lokasi snorkeling yang dulu
banyak dihuni oleh aneka warna biota karang, karang lunak,
dan biota lainnya; sekarang sudah hampir tidak ada lagi.
Lokasi-lokasi tersebut sekarang banyak yang hanya
menyajikan pemandangan padang pasir bawah air akibat
timbunan pasir putih dari erosi pantai.

Penimbunan dasar terumbu oleh erosi pantai yang disebabkan
gelombang merupakan fenomena yang baru. Ketika peristiwa
ini dilaporkan oleh Ketua P3L, Imam Bachtiar, dalam
“coral-list” (sebuah milis peneliti terumbu karang
internasional) , banyak peneliti internasional yang
menanggapinya dengan keingintahuan dan keheranan.
Penyebab utama erosi pantai tersebut diduga adalah
hilangnya fungsi pemecah gelombang akibat rusaknya terumbu
karang karena penangkapan ikan, pembuangan jangkar, dan
pemutihan karang. Perubahan iklim global yang mungkin
merubah kecepatan angin dan arus local memprburuk erosi
pantai, walaupun spekulasi ini masih harus dibuktikan
lebih lanjut.

Erosi pantai yang menimbun karang di rataan terumbu,
sebenarnya telah diamati oleh Imam Bachtiar sejak tahun
1987 di pantai tenggara Gili Air. Pada tahun 1995,
penimbunan yang sama diamati di Gili Trawangan di utara
pelabuhan, atau sebelah selatan lokasi snorkelling. Lokasi
penimbunan tersebut meluas kearah selatan, sehingga rataan
terumbu dan tubir di tenggara Gili Trawangan mulai
tertimbun pasir pantai pada tahun 2000. Tahun 2005,
seluruh pantai di bagian tenggara Gili Trawangan telah
tertimbun pasir. Lokasi wisata snorkeling di Gili
Trawangan yang paling banyak dikunjungi wisatawan mulai
tertimbun pasir pada tahun 2005. Pada tahun 2009, 90%
lokasi tempat snorkeling dan sun-bathing ini telah
tertimbun pasir.

Kejadian penimbunan karang oleh pasir pantai dikhawatirkan
akan mengurangi potensi wisata bahari di TWAL Gili Matra.
Buruknya pengendalian tata-ruang yang ada juga menambah
nilai negative Gili Matra di masa mendatang. Ketua P3L
telah melaporkan ancaman erosi terhadap terumbu karang
tersebut ke Dinas Kelautan dan Perikanan pada tanggal 8
dan 11 juni 2009. Pada saat ini, P3L sedang mencari cara
terbaik untuk direkomendasikan kepada Diskanlut sebagai
solusi dari erosi pantai tersebut.

Sumber: Imam Bachtiar
www.p3l-unram. web.id

Pemikiran tentang :

0 Tanggapan Teman ?:

Posting Komentar

Timeliness....

Search on blog

Translate

Forecast Weather

Rupiah Exchange Rates ( IDR )

Rush hour Blog

Fight To our Earth....Go green

Brighter Planet's 350 Challenge
NonCommercial,Nonprofit. Diberdayakan oleh Blogger.