Rabu, Oktober 20, 2010 |
0
Tanggapan Teman ?
Realisasi Proyek Minapolitan Lamban
Koran Jakarta, Senin, 11 Oktober 2010
Realisasi proyek pengembangan kawasan minapolitan tahun 2010 mulai dipertanyakan berbagai kalangan. Delum siapnya dana dan infrastruktur dikhawatirkan menjadikan proyek percontohan ini mangkrak.
“Pemerintah belum siap, buktinya dana dari DIPA saja belum cair, seharusnya mereka konsentrasi sediakan benih dan menghilangkan penyakit.
Jangan seperti sekarang mereka kesana- kemari tetapi proyek nggak jalan,” kata Penasihat Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN) Shidiq Muslim kepada Koran Jakarta, Minggu (10/10).
Shidiq menyebut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), be lum displin menjalankan proyek, akibatnya petani dan petambak belum menikmati janji pemerintah.
Jika kondisi ini berlarut, maka pelaku usaha dan pembudidaya akan enggan berkontribusi. Ia menyebut selain minapolitan yang belum jalan, persoalan besar yang belum mampu ditangani pemerintah yakni persoalan serangan penyakit.
“Penyakit mengakibatkan produksi udang merosot, tetapi tidak ada langkah darurat untuk menyelesaikanya. Ini multiplayer efeknya besar, sampai petambak berpikir, untuk apa tanam udang kalau berisiko?” ungkap Shidiq.
Sementara DPR meminta KKP segera membereskan persoalan yang masih menghambat realisasi proyek minapolitan.
“Hingga saat ini konsep minapolitan yang jelas belum terlihat, padahal minapolitan ini mensyaratkan pembangunan terintegrasi yang membutuhkan dukungan lintas kementerian,” kata Ketua Komisi IV DPR Ahmad Muqoam.
Jika KKP dan Menteri Fadel Muhammad tidak serius menuntaskanya, kata Muqoam, maka dikhawatirkan proyek minapolitan akan mangkrak seperti program pemerintah lain.
Dihubungi terpisah, Kepala Riset Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim Indonesia, Suhana, menyebut perikanan budi daya melalui proyek minapolitan belum bisa diandalkan untuk mencapai target produksi perikanan nasional sebesar 353 persen.
“Minimnya infrastruktur perikanan dan ketersediaan pakan menyebabkan biaya produksi perikanan budi daya menjadi mahal.
Itu belum termasuk ancaman penyakit,” kata Suhana. Berdasarkan data FAO, kata Suhana, sentra perikanan di Lampung, Aceh, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan masih diselimuti ancaman penyakit ikan.
Kondisi itu terbukti dengan anjloknya produksi udang dari 230 ribu ton menjadi 180 ribu ton. Anjloknya produksi udang, diakui Dirjen Budi Daya Perikanan KKP Made L Nurdjana, Ia menyebut penyakit dan pola budi daya yang salah berdampak pada penurunan produksi udang.
Made menyebut sejak tahun 2008, produksi udang nasional cenderung menurun dari 410 ribu ton menjadi 350 ribu ton tahun 2009, dan diprediksi kembali turun sekitar 12 persen dari target produksi yang dipatok di level 350 ribu ton.
aan/E-8
Pemikiran tentang :
isu politik
0 Tanggapan Teman ?:
Posting Komentar