Selasa, Januari 12, 2010 |
0
Tanggapan Teman ?
Borneo Tribune, 8 Januari 2010
Kadar Batu Bara di Sintang Capai 5.000 Kalori
listrik dengan bahan bakar batu bara bukan hanya mimpi. Sebab setelah
dilakukan penelitian dalam tahap eksplorasi dengan menggunakan metode
geolistrik, kadar energi batu bara yang terkandung dalam perut bumi Sintangmencapai 5000 kalori. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pertambangan dan
Energi Sintang, Syamsul Hadi, kemarin.
"Kita telah bekerjasama dengan Universitas Veteran Nasional Yogyakarta untuk
melakukan penelitian tentang batu bara di Sintang. Dan hasilnya kadar energi
batu bara kita sangat baik dan sayang kalau hanya digunakan untuk bahan
bakar pembangkit listrik. Karena bisa digunakan untuk kepentingan yang lebih
besar," paparnya.
Eksplorasi batu bara yang dilakukan bersama tim dari lab geologi Universitas
Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, tersebut menurut pria yang
akrab disapa kucu ini dilakukan di dua lokasi yang berbeda, yaitu di
Kecamatan Ketungau Hulu dan di Kecamatan Dedai.
Meskipun diakuinya bahwa pihaknya hingga saat ini belum mengetahui potensi
bahan tambang batu bara secara keseluruhan di Sintang, namun rencana
pemerintah untuk membangun pembangkit listrik dengan bahan bakar batu bara
bisa diwujudkan. Ia pun membenarkan bahwa pihaknya melalui Bupati Sintang,
Milton Crosby, atas nama daerah telah memberikan rekomendasi kepada PLN
pusat. Rekomendasi yang dimaksudkannya adalah guna pembangunan pembangkit
listrik yang diberi nama PLTGU.
"Saat ini perusahaan itu sedang melakukan penelitian dan menjajaki
kemungkinan kerjasama, sambil menunggu persetujuan dari PLN provinsi dan
pusat," katanya. Sayangnya Kadispertamben ini mengaku lupa nama perusahaan
yang tertarik melakukan investasi bidang kelistrikan ini. Namun menurutnya
pihak PLN sendiri, baik cabang Sintang, provinsi maupun pusat telah
melakukan suvey langsung ke lapangan. Tepatnya di Dusun Kaderas Kecamatan
Dedai. Rencananya pembangkit listrik tersebut akan dibangun di sekitar
Jerora. Pihak pemerintah sendiri telah menyediakan lahan di daerah tersebut.
"Kandungan batu bara di Kaderas itu bisa kita gunakan untuk kebutuhan
listrik selama 15-25 tahun," ujarnya.
Lebih jauh Syamsul Hadi mengatakan bahwa di dalam perut bumi Senetang ini
terkandung banyak sekali bahan tambang. Namun, hingga kini kekayaan itu
tidak bisa dieksploitasi untuk kesejahteraan masyarakatnya. Masalah sumber
daya manusia dan biaya diakuinya sebagai kendala utama dalam melakukan
ekspoitasi. "Yang tak kalah vital lagi adalah bahwa kondisi infrastruktur
kita kurang mendukung sehingga menjadi hal utama yang mempengaruhi investor
yang ingin masuk ke Sintang," katanya.
Emas, zircon, minyak bumi, batu granit dan aneka bahan tambang lainnya
dipastikan tersimpan di perut bumi Sintang. Sayangnya, semua potensi itu
ternyata belum bisa memberikan efek bagi perkembangan dan kesejahteraan
masyarakat.
Pemerintah Sintang sendiri melalui dinas yang dipimpinnya sudah sering
melakukan expose. Baik di pusat bahkan sampai ke Malaysia. Bahkan sejumlah
leaflet yang berisi potensi Sintang khususnya pertambangan untuk mengundang
investor telah disebar. Namun, diakuinya beberapa investor yang datang
menyatakan urung berinvestasi dibidang pertambangan lantaran infrastruktur
tak mendukung.
"Satu-satunya jalan agar investor pertambangan masuk dan memberikan dampak
bagi masyarakat di daerah kita ini adalah bila pemerintah membuka pintu
gerbang perbatasan," tegasnya.
Sayangnya harapan agar pintu gerbang perbatasan di Sintang akan dibuka itu
hingga saat ini bagai menanti hujan di musim kemarau. Sebab selain menjadi
kewenangan pusat, masalah tersebut juga telah masuk ranah dunia
internasional. Sebab menyangkut hubungan G to G?
Pemikiran tentang :
Teknik pertambangan
0 Tanggapan Teman ?:
Posting Komentar