limbah tambang

PERTAMBANGAN
Penelitian Limbah Teluk Buyat hingga 2016


Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata di
Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (22/5), menyatakan, penelitian dugaan
pencemaran limbah emas atau tailing di Teluk Buyat oleh PT Newmont Minahasa
Raya terus dilakukan hingga tahun 2016. Penelitian oleh Panel Ilmiah
Independen selama empat tahun ini telah memberikan masukan berharga untuk
menyikapi polemik seputar pencemaran.

Suharna menyatakan itu di Manado, Sabtu (23/5), seusai mengikuti presentasi
publik Panel Ilmiah Independen (PII) hasil pemantauan lingkungan Teluk Buyat
tahun 2009.

Suharna menyebutkan, penelitian dalam kurun 2006-2016 terhadap tailing di
Teluk Buyat, Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, sesuai kontrak
dengan pemerintah dan PT Newmont Minahasa Raya.

Pola seperti itu telah dilakukan negara-negara maju dalam program
pasca-penambangan. Ia mencontohkan, penelitian seperti itu dilakukan
Pemerintah Kanada selama 20 tahun.

”Penelitian akan terus kami lakukan sampai 2016. Kami tidak akan
menghentikan,” katanya.

Hibah

Manajer PT Newmont Minahasa Raya David Sompie di Manado mengatakan, dana
penelitian itu adalah bagian dari hibah 30 juta dollar Amerika Serikat dari
perusahaannya kepada Pemerintah Indonesia dalam program Community
Development Pascatambang. Dana penelitian berkisar Rp 5 miliar setiap tahun.

Menurut David, dana hibah diberikan kepada pemerintah tahun 2006, melalui
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie, yang selanjutnya
dikelola Yayasan Pembangunan Sulut Berkelanjutan.

Didi Koleangan dari lembaga swadaya masyarakat Aliansi Masyarakat
Anti-Tambang (Amalta) Sulut mengatakan, penelitian selama empat tahun
sesungguhnya dapat menjadi masukan bagi pemerintah untuk mengambil
keputusan.

Tim PII, yang berasal dari ahli lingkungan dari Universitas Sam Ratulangi,
Universitas Negeri Manado, Institut Teknologi Bandung, Universitas
Indonesia, dan ahli dari Pusat Lingkungan Kesehatan Australia, memaparkan
kemajuan penelitian setiap tahun kepada publik.

Magdalena Irene Umboh, anggota PII, mengatakan, dari penelitian diperoleh
fakta, konsentrasi parameter kualitas air laut tahun 2009 mirip dengan yang
diperoleh 2007 dan 2008. Konsentrasi setiap parameter kualitas air laut
masih berada di bawah baku mutu air laut di Indonesia, yang menunjukkan
indikasi tidak merugikan kesehatan manusia atau dampak biologi lain. (zal)

Sumber :

Pemikiran tentang :

0 Tanggapan Teman ?:

Posting Komentar

Timeliness....

Search on blog

Translate

Forecast Weather

Rupiah Exchange Rates ( IDR )

Rush hour Blog

Fight To our Earth....Go green

Brighter Planet's 350 Challenge
NonCommercial,Nonprofit. Diberdayakan oleh Blogger.