Pulau di Bali Rentan Tenggelam

Denpasar *(ANTARA News)* - Direktur Yayasan Wisnu, I Made Suarnatha,
mengemukakan bahwa pulau-pulau kecil di dunia, termasuk di Bali, rentan
tenggelam sebagai dampak perubahan iklim.

"Kita perlu mencari skenario untuk mencegah kemungkinan ini. Skenario untuk
melindungi pulau-pulau kecil di Indonesia ini akan dibahas dalam seminar di
Sanur, Bali," kata tokoh LSM lingkungan itu di Denpasar, Senin.

Seminar tentang "Adaptasi terhadap Perubahan Iklim di Kepulauan dan Pesisir
dalam Kerangka Pembangunan Berkelanjutan" itu akan digelar, Selasa (27/10)
oleh Kolaborasi Bali untuk Perubahan Iklim (KBPI), yakni koalisi LSM di Bali
yang berkiprah dalam perubahan iklim.

Ia menjelaskan, berdasarkan lembar informasi yang dibuat KBPI, kenaikan suhu
bumi mengakibatkan naiknya permukaan air laut. Akibatnya, beberapa negara
kepulaun kini terancam.

Menurut laporan dari pertemuan para pihak Konvensi Perubahan Iklim (UNFCCC)
tahun 2005, kenaikan permukaan laut satu meter akan menyebabkan Maladewa
(Maldive) tenggelam.

"Di Grenada, kenaikan 50 cm saja akan menenggelamkan 60 persen pantainya. Di
Indonesia pun beberapa pulau kecil terancam akan tenggelam. Di Bali, yang
diprediksi tenggelam adalah Nusa Penida," katanya.

Beberapa pulau lain yang diprediksi tenggelam adalah Bangka Belitung di
Kepulauan Riau, Pulau Solor di NTT, Pulau Wetar, Obi dan Kai di Maluku serta
Pulau Gag di Papua.

Menurut Made Suarnatha, salah satu sebabnya adalah karena kebijakan
pemerintah yang tidak mendukung agenda adaptasi di kepulauan kecil, termasuk
terjadinya pembiaran.

Kebijakan dan pembiaran tersebut, misalnya adalah mendorong pariwisata
massal di pulau kecil. Sebuah pulau kecil, termasuk Bali, umumnya merupakan
daratan dengan pantai yang indah dan eksotis, sehingga mendorong pemerintah
mengembangkannya menjadi obyek pariwisata massal.

Ia mengemukakan, kebijakan untuk memberikan peluang bagi industri
pariwisata, terutama yang tidak ramah lingkungan dan sosial untuk melakukan
ekspansi dapat berdampak bagi daya dukung dan daya tampung pulau tersebut.

"Misalnya pengembangan resor dan lapangan golf akan meningkatkan alih fungsi
kawasan produktif, seperti lahan pertanian dan hutan menjadi bangunan
komersial dan meningkatkan konsumsi air yang sudah terbatas jumlahnya serta
perusakan terumbu karang akibat wisata bahari," ujarnya.

Walaupun merupakan negara kepulauan, katanya, Indonesia dalam melaksanakan
kebijakan maupun lobi di tingkat internasional kurang memperhatikan adaptasi
terutama untuk kawasan kepulauan dan pesisir.

Menurut dia, di dalam Rencana Nasional Menghadapi Perubahan Iklim, titik
beratnya adalah mitigasi atau mengurangi emisi gas rumah kaca, dan kurang
pada adaptasi atau penyesuaian menghadapi perubahan iklim.

Karena itu, katanya, KBPI mendesak agar pemerintah Indonesia melakukan
adaptasi dan mitgasi terhadap pemanasan global ini. Seminar yang diadakan
KBPI diperkirakan diikuti sekitar 100 peserta dari berbagai wilayah di
Indonesia.

Selain itu, KBPI juga menggelar semiloka untuk meningkatkan pengetahuan dan
wawasan tentang pemanasan global yang terkait dengan perubahan iklim,
terutama dampak di wilayah kepulauan kecil dan menengah serta pesisir.

KBPI terdiri dari sejumlah LSM, komunitas, dan individu Bali yang peduli
dengan dampak perubahan iklim, seperti Yayasan Wisnu, PPLH Bali, Walhi Bali,
Bali Organic Association (BOA), dan lainnya.
(*)

Pulau di Bali Rentan Tenggelam
26 Oktober 2009/ ANTARA News
Denpasar *(ANTARA News)* - Direktur Yayasan Wisnu, I Made Suarnatha,
mengemukakan bahwa pulau-pulau kecil di dunia, termasuk di Bali, rentan
tenggelam sebagai dampak perubahan iklim.

"Kita perlu mencari skenario untuk mencegah kemungkinan ini. Skenario untuk
melindungi pulau-pulau kecil di Indonesia ini akan dibahas dalam seminar di
Sanur, Bali," kata tokoh LSM lingkungan itu di Denpasar, Senin.

Seminar tentang "Adaptasi terhadap Perubahan Iklim di Kepulauan dan Pesisir
dalam Kerangka Pembangunan Berkelanjutan" itu akan digelar, Selasa (27/10)
oleh Kolaborasi Bali untuk Perubahan Iklim (KBPI), yakni koalisi LSM di Bali
yang berkiprah dalam perubahan iklim.

Ia menjelaskan, berdasarkan lembar informasi yang dibuat KBPI, kenaikan suhu
bumi mengakibatkan naiknya permukaan air laut. Akibatnya, beberapa negara
kepulaun kini terancam.

Menurut laporan dari pertemuan para pihak Konvensi Perubahan Iklim (UNFCCC)
tahun 2005, kenaikan permukaan laut satu meter akan menyebabkan Maladewa
(Maldive) tenggelam.

"Di Grenada, kenaikan 50 cm saja akan menenggelamkan 60 persen pantainya. Di
Indonesia pun beberapa pulau kecil terancam akan tenggelam. Di Bali, yang
diprediksi tenggelam adalah Nusa Penida," katanya.

Beberapa pulau lain yang diprediksi tenggelam adalah Bangka Belitung di
Kepulauan Riau, Pulau Solor di NTT, Pulau Wetar, Obi dan Kai di Maluku serta
Pulau Gag di Papua.

Menurut Made Suarnatha, salah satu sebabnya adalah karena kebijakan
pemerintah yang tidak mendukung agenda adaptasi di kepulauan kecil, termasuk
terjadinya pembiaran.

Kebijakan dan pembiaran tersebut, misalnya adalah mendorong pariwisata
massal di pulau kecil. Sebuah pulau kecil, termasuk Bali, umumnya merupakan
daratan dengan pantai yang indah dan eksotis, sehingga mendorong pemerintah
mengembangkannya menjadi obyek pariwisata massal.

Ia mengemukakan, kebijakan untuk memberikan peluang bagi industri
pariwisata, terutama yang tidak ramah lingkungan dan sosial untuk melakukan
ekspansi dapat berdampak bagi daya dukung dan daya tampung pulau tersebut.

"Misalnya pengembangan resor dan lapangan golf akan meningkatkan alih fungsi
kawasan produktif, seperti lahan pertanian dan hutan menjadi bangunan
komersial dan meningkatkan konsumsi air yang sudah terbatas jumlahnya serta
perusakan terumbu karang akibat wisata bahari," ujarnya.

Walaupun merupakan negara kepulauan, katanya, Indonesia dalam melaksanakan
kebijakan maupun lobi di tingkat internasional kurang memperhatikan adaptasi
terutama untuk kawasan kepulauan dan pesisir.

Menurut dia, di dalam Rencana Nasional Menghadapi Perubahan Iklim, titik
beratnya adalah mitigasi atau mengurangi emisi gas rumah kaca, dan kurang
pada adaptasi atau penyesuaian menghadapi perubahan iklim.

Karena itu, katanya, KBPI mendesak agar pemerintah Indonesia melakukan
adaptasi dan mitgasi terhadap pemanasan global ini. Seminar yang diadakan
KBPI diperkirakan diikuti sekitar 100 peserta dari berbagai wilayah di
Indonesia.

Selain itu, KBPI juga menggelar semiloka untuk meningkatkan pengetahuan dan
wawasan tentang pemanasan global yang terkait dengan perubahan iklim,
terutama dampak di wilayah kepulauan kecil dan menengah serta pesisir.

KBPI terdiri dari sejumlah LSM, komunitas, dan individu Bali yang peduli
dengan dampak perubahan iklim, seperti Yayasan Wisnu, PPLH Bali, Walhi Bali,
Bali Organic Association (BOA), dan lainnya.

Sumber :
http://www.antarane ws.com/berita/ 1256555453/ lsm-pulau- di-bali-rentan- tenggelamLSM:

Pemikiran tentang :

0 Tanggapan Teman ?:

Posting Komentar

Timeliness....

Search on blog

Translate

Forecast Weather

Rupiah Exchange Rates ( IDR )

Rush hour Blog

Fight To our Earth....Go green

Brighter Planet's 350 Challenge
NonCommercial,Nonprofit. Diberdayakan oleh Blogger.