Jumat, Januari 15, 2016 |
0
Tanggapan Teman ?
Structural and
Stratigraphic Interpretations
Seismic
Oleh: Arif Eka Rahmanto, Trisakti
University.
I.Pedahuluan
Dalam keilmuan geology
terutama dibidang keilmuan yang lebih specific yaitu geofisika, perpaduan
antara ilmu geology dan ilmu fisika terapan. Di dunia MIGAS istilah seismic
bukan hal baru bagi kebanyakan professional engineer yang berkecimpung di
explorasi lapangan maupun tahap pengembangan lapangan.
Oleh karena hal
tersebut methode seismic memiliki peran yang cukup penting untuk menentukan
kelayakan suatu lapangan untuk di kembangkan atau tidak. Dari hasil pegolahan
data seismic adalah Structural dan Stratigraphic, dimana pada tahapan
exploration investigasi yaitu Sedimantary
Basin, Petroleoum System, Lead,Play, Prospect. Data structural dan Stratigraphic dapat
menunjukan sebuah petroleum system
yang dapat dikatakan prospect atau sebaliknya.
Data Stratigraphic dan
structural secara langsung berhubungan pada nilai keekonomian sebuah lapangan prospecting untuk masuk pada tahap
Exploitasi yaitu Delination, Development,
Production. Data seismic tersebut di
jadikan interpretation (
Gambaran) kondisi geology bawah
permukaan dengan permodelan stratrigraphic dan structural tertentu yang di
inginkan dari 2 D, 3D, 4Dimensi. Menurut (Kearey & Michael Brooks, 2002) hubungan antara data Structural analysis dan
Strtigraphic analysis di seismic adalah : “which
is the analysis of reflection sequences as the seismic expression of
lithologically-distinct depositional sequences. Both structural and
stratigraphical analyses are greatly assisted by seismic modelling”.
Berdasarkan
uraian paragraf diatas maka tujuan interpretasi seismic secara garis besar/
umum menurut (Widianto, 2015) :
- Indentifikasi Stratigrafi dan Struktur geology;
- Interpretasi Facies Pengendapan;
- Definisi Petroleoum System;
- Rekomendasi prospecttifitas dan termasuk resikonya.
Sehingga dari
tujuan tersebut maka interpretasi Stratigrafi dan structural, dapat dikatankan
bagian awal dalam sebuah proses investigasi petroleoum yang sangat penting.
Terlepas dari methode yang akan digunakan atau dipilih, dalam kaitanya tulisan
ini kami menggunkan methode seismic.
II.
Tiori Dasar
2.1
Structural Analysis
Structural
analysis dalam seismic sangat berhubungan erat dengan reflection wave yang didapat dari sub
surface. Lebih dikenal dengan VSP Profile
( Vertical Seismic Profile) dengan data VSP Waktu(MiliSecond) Vs Depth (m). Pada uraian ataupun
pembahasan kali ini lebih mendalam pada Structural
analysis Trap / jebakan MIGAS.
Secara khusus tujuan Structural Analysis adalah untuk
menemukan atau mengindentifikasi ada atau tidaknya structural trap yang mengandung Hidrocarbon pada suatu regional
atau daerah. Hal tersebut sejalan dengan (Kearey & Michael Brooks, 2002) : “The main
application of structural analysis of seismic sections is in the search for
structural traps containing hydrocarbons”
Didalam pembentukan
trap tidak lepas dari hubungan sediment environment serta petroleoum system yang terbentuk.
Petroleoum system dikatakan ideal jika memenuhi beberapa criteria yaitu: Source Rock;Migration;Resevoir
Rock;Seal/caprock;Trap.
Dalam proses petroleoum
sytem secara ideal bekerja dimulai dari source
rock proses pemasakan HC lalu karena perbedaan berat jenis dan SG
(Specific Gravity) sehingga fluida MIGAS
bermigrasi ke atas menuju resevoir rock
lalu menuju seal rock dan terperangkap dalam suatu area resevoir. Hubungan
sediment environtment terhadap jenis
trap, Daerah pengendapan secara umum terbagi menjadi 3 bagian yaitu Continental (Daratan/benua), Coastal ( Pinggir pantai), Deep Marine (Laut dalam)
Trap / jebakan terbentuk dikarenakan adanya tekanan
hydrostatic di dalam subsurface
sehingga menciptakan bermacam macam jebakan. secara umum berdasarkan hydrostatic
kondisi maka trap terbagi menjadi 2 macam : An
Arched Upper Surface dan An Up-dip
Termination of The reservoir, dari gambar tersebut terbentuk beberpa trap yaitu patahan, dome salt, antiklin, pinchout.
Yang paling sering di
jumpai pada resevoar area adalah anticlinal
trap dan fault trap (patahan), merupakan
cross section dari Anticlinal Trap yang menujukan urutan
dari pengendapan MIGAS di mulai dari urutan paling atas yang memiliki SG (Specific Gravity) lebih kecil yaitu Gas
lalu yang paling bawah adalah Air. Terlihat juga pada gambar tersebut garis
pemisah secara horizontal GOC ( Gas Oil
Contact) dan OWC (Oil Water Contact)
kedua parameter ini akan menentukan tingkat keekonomian suatu lapangan
Secara
garis besar terdapat dua jenis patgahan secara garis besar yaitu Normal Fault dan Reversed Fault yang menjadi perhatian adalah Spill point dimana pada titik tersebut ada kemungkinan kebocoran
pada sealling / cap pada sebuah trap
sehingga memungkinkan fluida akan
bermigrasi kembali.
Structural
Trap
dapat sangat jelas terlihat pada data seismic, akan tetapi sebelum melakukan final interpretasi seoarang interpreter
harus melakukan filtering data
tersebut hingga beberapa kali tahapan, sehingga dapat mengurangi menghidari pitfalls (salah interpretasi akibat
noise data seismic).
2.2 Stratigraphic Analysis
Secara Umum pengertian stratigrafi adalah “Cabang geologi yang membahas tentang
pemerian, pengurutan,pengelompokan, dan klasifikasi tubuh batuan serta
korelasinya satu terhadap yang lain.” (Sumotarto, 2015)
Berdasarkan pemaparan diatas terdapat
8 hukum stratigraphic secara menyeluruh (Sumotarto,
2015) :
1.
Hukum superposisi (steno,1669) didalam suatu urutan perlapisan batuan maka lapisan yg terletak di bawah
relatif lebih tua umurnya bila dibandingkan dgn perlapisan di atasnya,selama
perlapisan tsb belum mengalami deformasi;
2.
Hukum horisontalitas (steno,1669) pada awal proses sedimentasi,perlapisan sedimen mempunyai kedudukan
relatif horisontal atau miring/sejajar dengan bidang pengendapan. batuan sedimen pd umumnya terdiri dari
partikel-partikel yg mengendap di dsr laut,danau atau sungai oleh pengaruh gaya
berat. partikel sedimen ini umumnya membentuk perlapisan yg horisontal,kurang
lebih sejajar dengan permukaan bidang pengendapan. oleh krn itu bila suatu batuan sedimen
ditemukan dlm posisi miring atau terlipat,maka batuan tsb pasti telah mengalami
suatu deformasi setelah pengendapan akibat tektonik;
3.
Hukum faunal succession (abbe giraud-soulavie,1777) fosil-fosil berbeda spesiesnya menurut umur geologinya. fosil yg terdapat pada formasi batuan yg
lebih tua berbeda dengan fosil yg terdapat pada formasi yg lebih muda;
4.
Hukum strata identified by fossils (smith,1816) perlapisan batuan dapat dibedakan satu dengan yg lain berdasarkan
kandungan fosilnya yg khas.
5.
Hukum uniformitarianisme (hutton,1785) the present
is the key to the past
proses geologi yg berlangsung/terjadi
sekarang merupakan proses yg dapat dipakai untuk menjelaskan proses geologi
yang pernah terjadi pada masa lampau;
6.
Hukum principles of lateral accumulation sebagian besar tubuh batuan sedimen terbentuk dari proses akresi lateral
(lateral accretion)
a.
permukaan pengendapan biasanya miring
b.
akumulasi terjadi oleh proses akresi dan
progradasi,dan terjadi pada arah sedimen transport
c.
akumulasi bisa terjadi terus menerus hingga keadaan
oversteepned yang membuat masa yg diakumulasikan menjadi longsor sepanjang
lereng
7.
Hukum korelasi fasies (walther,1894) bila tidak ada selang waktu pengendapan dan tidak ada gangguan struktur,
maka dalam satu daur/siklus pengendapan yg dapat dikenal secara lateral juga
merupakan urutan vertikalnya a
conformable vertical sequence of facies was generated by a lateral sequence of
environments ;
8.
fasies sedimenter
suatu kelompok litologi dg ciri-ciri yg
khas (fisik,kimia, bilologi) dan merupakan hasil dari suatu lingkungan
pengendapan tertentu (selley,1978)yg berkembang scr lateral dan vertikal.
Berdasarkan
Hukum Stratigraphic diatas maka, interpretasi
seismic terutama untuk Stratiraphic
Analysis memiliki konsep dapat di katakan hampir sama dengan structural
terutama untuk trap hanya saja yang
membedakan stratigraphic ditambahkan
dengan sedimentasi ataupun lingkungan pengendapan yang lebih detail dari sebuah trap. Menurut pandangan beberapa ahli
mengenai stratigraphic adalah :
1. (Kearey & Michael Brooks, 2002) :
“Seismic stratigraphy involves the
subdivision of seismic sections into sequences of reflections that are
interpreted as the seismic expression of genetically related sedimentary
sequences”.
2. (Magoon & Dow, 1994):” The stratigraphic extent of a petroleum system is the span of
lithological units which encompasses the essential elements within the
geographic extent of a petroleum system. The stratigraphic extent can be
displayed on the burial history chart and cross section drawn at the critical
moment. The stratigraphic extent is from below the pod of active source rock or
the petroleum of the discovered accumulations in the system, whichever is
deeper, to the top of the overburden rock.”
3.
(Assaad, 2009):”Astratigraphic trap in a reservoir
rock may occur in a structural oil field or a gas field,sealed by an impermeable barrier,which
has been tilted by anearth movement, but not folded or faulted insuch a way
that could affect the accumulation process.”
Secara
garis besar Strtigraphic trap terbagi
menjadi 2 macam type yaitu (Assaad, 2009)
:
1. Perangkap
stratigraphic Primer yang terjadi selama
proses pengendapan dan pembentukan batuan ( Diagenesis).
2. Perangkap
Stratigraphic Secondary terjadi setelah proses pembentukan primer, seperti Unconformities, Solution, dan cementation.
Pembentukan perangkap stratigraphic
seperti yang telah dipaparkan diatas dikenal dengan nama “Sequence stratigraphy”. Definisi dari sequence stratigraphy menurut compilasi dari beberapa ahli yang
dirangkum oleh (Sumartarto, 2015)
dan (SEPM, 2015) :
1. “Sequence stratigraphy is the study
of genetically related facies within a
framework of chronostratigraphically significant surfaces”. (Van Wagoner et el., 1999);
2. “A stratigraphic unit bounded at
its top and base by unconformities or their
correlative conformities.” (Mitchum et al., 1977);
3. ”Sequence is defined as a
relatively conformable, genetically related
succession of strata bounded by unconformities or their correlative.” conformities (Mitchum, 1977);
4.
The sequences of the sedimentary record are generated by cycles of change inaccommodation and/or sediment supply that also form similar sequencestratigraphic
surfaces through geologic time (SEPM,
2015)
Secara detail hubungan
antara sequence stratigraphic dengan
analysis stratigraphic secara umum dapat dijelasan dengan Stratigraphic framework, sequence
stratigraphic merupakan wadah dari semua analisa baik dari field data cores,logs, waktu geology,
tektonik interpretation, geometries, diagenesis, dan sebagainya.
Sehingga dalam melakukan analisa Stratigraphic pada seimic akan lebih mudah
jika kita memahami sequences stratigraphy
secara menyeluruh.
Adapun batasan batasan dalam sequences Stratigraphy menurut Society for Sedimentary Geology (SEPM, 2015) adalah :
- Sequence Boundary (SB) : “ envelopes
a sequence extending
down dip to a correlative conformity.”
- highstand systems tract (HST)
- falling stage systems tract (FSST)
2.
Transgressive surface (TS) : This
surface is the first significant marine-flooding
surface in a sequence. In most siliciclastic and some carbonate successions it occurs when the rate of creation of accommodation space is greater than the rate of sediment supply. Transgressive
surface (TS) lies over the Lowstand System Tract (LST) and beneath the transgressive
systems tract (TST) (Catuneanu, et al, 2011);
3.
Maximum flooding surface (mfs) The mfs marks the bounding surface between
coarsening and/or fining upward cycles. This commonly widespread zone is often
characterized by the presence of radioactive and often organic rich shales, glauconite, hardgrounds and is composed of thin bedded
concentrations of fauna (condensed
sections) with high abundance and
diversity. This surface marks the time of maximum flooding or transgression of the shelf and lies beneath the highstand
systems tract (Catuneanu, et al, 2011).
Dalam proses sequences stratigraphic tidak terlepas
dari pada :
1.
Transgression : Proses permukaan air laut naik menuju daratan;
2.
Regression : Proses
Permukaan daratan meluas menuju laut atau permukaan
air laut menyurut.
acomodation berupa laut atau
sedimentasi lain yang mengalami proses transgression
dan regression secara berulang ulang
pada kurun waktu tertentu, menyebabkan terjadi perbedaan sedimantasi serta
perbedaan facies, lithology dan tentunya waktu
pengendapan.
Kesimpulan
dan Saran
Setelah melihat
paparan pada beberapa bab diatas maka dapat di simpulkan untuk Structural
and Stratigraphic Interpretations Seismic :
Kesimpulan :
- Pada tahapan investigasi petroleoum data
Structural dan Stratigraphic sangat memegang peranan penting dalam
menentukan langkah selanjutnya;
- Study yang dilakukan untuk analisa cekungan masih
terbatas terutama untuk offshore, Blok Sula sendiri masih menggunakan data
lama untuk tahapan Play – Lead
dan prospect;
- Dengan Mengetahui dan Mengerti Structural dan stratigraphic analysis maka perusahaan dapat menekan kerugaian
dari resiko dry hole Atau resiko
resiko lainya;
- Methode Seismic sangat baik untuk sebagai salah
satu pilihan feasibility Study,
di karenakan tingkat keakuratan yang sangat baik dalam menggambarkan subsurface interpretasi,
kemungkinan pitfalls dapat ditekan dengan menggunakan bantuan software khusus;
- Semua kondisi dibawah permukaan bumi mengalami
perubahan dari waktu ke waktu, di karenakan proses geology yang terjadi di
bumi seperti pergerkan lempeng dan juga kondisi reservoir juga kan berubah
jika sudah memasuki fase exploitasi, dikarenaka fluida yang di pompakan
keluar akan menyebakan perubahan pore volume dan juga migrasi fluida. Hal
tersebut terjadi karena adanya gaya tekan antar lapisan batuan “Overbuden Pressure”.
Saran:
- Indonesia memeiliki banyak potensi yang belum
di study untuk mencari potensi
cadangan MIGAS, oleh karena itu harapanya agar exploration atau kegiatan
di HULU migas menjadi sorotan yang utama;
- Diperlukan suvey atau study yang berkelanjutan
dikarenakan perubahan lapisan dalam bumi tidak lah konstan tetapi dinamis
dari waktu kewaktu;
- Melibatkan akademisi dan Mahasiswa untuk
project – project study sehingga
Indonesia dapat meregenerasi dan updating keilmuan dibidangang MIGAS khususnya
Di Geofisika.
Info
Detail paper dapat di lihat pada : https://www.academia.edu/20275522/Structural_and_Stratigraphic_Interpretations_Seismic
Daftar
Pustaka
1. Adigun, A., & Ayolabi, E. A. (2013). The Use of Seismic
Attributes to Enhance Structural Interpretation of Z-Field, Onshore Niger
Delta. Climatology & Weather Forecasting .
2. Assaad, F. A. (2009). Field Methods for Petroleum
Geologists. USA: Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
3. Baker Hughes INTEQ. (1999). Petroleoum Geology, Rev A.
USA: Baker Hughes INTEQ.
4. Foulger, G., & Peirce, C. (n.d.). GEOPHYSICAL METHODS
IN GEOLOGY ( Gravity & Magnectic). Retrieved November 01, 2015, from
Community Durham University:
https://community.dur.ac.uk/g.r.foulger/Teaching/GG_HandoutsAll.pdf
5. Kearey, P., & Michael Brooks, I. H. (2002). An
Introduction To Geophysical Exploration, third edition. United Kingdom:
Blak well Science.
6. Magoon, L. B., & Dow, W. G. (1994). The Petroleoum
System -From Source to Trap. U.S.A: AAPG Memoir 60.
7. PANKHURST, R. J., & al, e. (2005). Sumatra: Geology,
Resources and Tectonic Evolution . London: THE GEOLOGICAL SOCIETY .
8. PT. Brilliance Energy . (2009). Blok SULA 1. Jakarta:
Geologist PT. Brilliance Energy .
9. SEPM. (2015). SEPM’s stratigraphy web site. Retrieved
December 8, 2015, from Society forSedimentary Geology, SEPM Strata:
http://www.sepmstrata.org/Page.aspx?pageid=1
10. Sumartarto, U. (2015). SEQUENCE STRATIGRAPHY. Lecture
Presentation, Megister Of Petroleum. Jakarta: Trisakti University.
11. Sumotarto, U. (2015). Prinsip Stratigraphic. Lecture
Presentation Trisakti University. Jakarta: Trisakti University.
12. Widianto, E. (2015). Seismic Utiization in Oil and Gas
industries, presentation. Lecture Presentation, FTKE, Trisakti University
.
Pemikiran tentang :
teknik geology
0 Tanggapan Teman ?:
Posting Komentar