Introduce Time Lapse Resevoir monitoring


SEISMIC RESEVOIR MONITORING
Oleh : Lolyta Frigrina

PENDAHULUAN

Eksplorasi dan Eksploitasi minyak dan gas selalu melibatkan evaluasi dari berbagai informasi. Informasi yang didapatkan dari sumur akan memberikan informasi yang rinci mengenai keadaan geologi disekitar sumur tersebut. Dengan memanfaatkan pengetahuan mengenai ciri khas lingkungan pengendapan, informasi dari sumur-sumur ini dikembangkan untuk memperkirakan penyebaran batuan dan sifat fisik antar sumur ke seluruh daerah penelitian. Dalam pengelolaan suatu lapangan minyak, tujuan yang selalu diutamakan adalah bagaimana memanfaatkan dan memaksimalkan asset lapangan minyak yang dikelola, salah satunya adalah dengan monitoring suatu reservoir yang bertujuan untuk melakukan pengurasan semaksimal mungkin, seefisien mungkin untuk meningkatkan recovery factor.

Didalam reservoir monitoring menggunakan teknologi Time Laps, dimana dengan teknologi tersebut dapat menggambarkan kondisi suatu reservoir pada saat sebelum diproduksikan terhadap kondisi setelah diproduksikan.

Objektivitas dari Time Lapse Study
1.      Menggetahui atau menggambarkan heterogenitas dari suatu reservoir.
2.      Membantu dalam menggambarkan suatu patahn structural dan kompartemennya.
3.      Mengidentifikasi dari pergerakan minyak.
4.      Mengetahui dampak dari suatu injeksi pada produksi
a.       Lateral movement of injected water
b.      Water front of injected water
c.       Reposition of injectors (if necessary)
d.      To locate the additional injectors
5.      Membantu dalam mengupgrade suatu model reservoir sebelumnya.

4D Monitoring Tools:
1.      Seismic
2.      Microgravity
3.      Electromagnetic
4.      Compaction Monitoring
5.      Well Temperature Monitoring
6.      Tracer
7.      Combination

Pada bab berikutnya akan dijelaskan tentang monitoring dengan menggunakan teknologi 4D Seismic, dengan metode seismik refleksi dapat dipergunakan untuk membantu memperkirakan gambaran dari perubahan geologi antara sumur yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan dalam pemilihan lokasi baik untuk pemboran di masa mendatang. Metode Seismik adalah alat bantu yang efektif untuk dapat memberikan gambaran yang bermakna dan bermanfaat untuk tujuan ini. Seismik 3D telah menjadi metode yang umum dan merupakan alat bantu untuk eksplorasi dan produksi sebuah lapangan minyak. Dengan interpretasi dari data seismik 3-D akan didapatkan informasi yang lebih rinci mengenai stratigrafi dan keadaan geologi daerah dibandingkan interpretasi dari seismic 2-D data apalagi korelasi antar sumur. Namun gambaran geologi yang didapatkan adalah gambaran keadaan geologi dan reservoir pada saat data tersebut di akusisi sehingga tidak dapat dipergunakan untuk memperkirakan keadaan reservoir pada masa sekarang dan tidak dapat dipergunakan untuk memperkirakan karakter dari pergerakan fluida didalam reservoir akibat dari proses produksi pada suatu lapangan minyak.

Karena itu metode seismik 4D diperkenalkan untuk menjawab tantangan dari kebutuhan informasi untuk lapangan-lapangan minyak dan gas yang telah berproduksi cukup lama namun masih diharapkan untuk dapat dikembangkan lebih lanjut di dalam kegiatan monitoring reservoir. Informasi yang didapatkan dari metode seismik 4D ini mengandung informasi terkini dan berdasarkan karakter perbedaan reservoir dalam selang waktu dapat pula dipergunakan untuk memperkirakan arah pergerakan dari fluida didalam reservoir.


TEORI DASAR

II. Teknologi Seismik 4 D


Pengertian Seismik 4D atau Teknologi time lapse adalah adalah seismik 3D dengan penambahan satu dimensi baru berupa dimensi waktu sehingga dapat disebut juga seismik 4D. Dengan kata lain, seismik 4D merupakan seismik 3D yang di reshoot dalam kurun waktu yang berbeda dalam rangka memonitoring untuk mengetahui pergerakan minyak dan gas di dalam reservoir. Seismik time lapse berguna untuk melihat perbedaan respon seismik (time dan amplitudo) karena adanya perubahan tekanan dan saturasi air akibat produksi dan injeksi pada sumur Dengan seismik 4D ini, maka penempatan sumur baru dalam rangka recovery akan lebih akurat sehingga bisa menaikkan produksi minyak dan gas. Oleh karena itu, agar dapat melihat perbedaan respon seismik antara base survey dengan survey berikutnya real, maka akuisisi dan processing nya harus dilakukan sedemikian rupa sama.

Perubahan respon seismik dapat berbeda-beda dari satu lapangan dengan lapangan lainnya. Adanya depletion dapat mengakibatkan tekanan menurun dan menghasilkan amplitudo yang semakin bright atau sebaliknya semakin dim.

menggambarkan bagaimana perubahan respon seismik dalam program steam flood untuk pengembangan lapangan di mana reservoirnya berupa deltaic sand. Steam injection di dalam lapangan heavy oil ini dapat meningkatkan faktor recovery dari 8% menjadi 60%.

Biaya survey 4D ini tidaklah murah. Di lapangan Valhall, dilakukan survey OBC di mana geophone dipasang permanen di dasar laut menelan biaya $45 juta. Akan tetapi dampak dilakukannya monitoring seismik 4D adalah dapat meningkatkan faktor recovery dari 20% hingga 60%. Tidak heran, meskipun untuk survey 4D di lapangan Valhall menghabiskan dana besar pada awalnya namun produksi menjadi meningkat yang diestimasi $15 juta per bulan karena adanya tambahan produksi sebesar 10.000 barel per hari. Oleh karena itu, meskipun mahal, teknologi seismik 4D ini merupakan teknologi yang menjanjikan dan kedepannya akan semakin banyak lagi oil company yang tertarik untuk melakukan survey seismik 4D.

PENERAPAN TEKNOLOGI 4D SEISMIC

 1 Contoh Penerapan Seismic 4D dalam Monitoring Reservoir Dalam Pengelolaan lapangan Minyak Tua.

Seismik 4D atau teknologi Time Lapse sebetulnya adalah adalah teknologi seismik 3D yang dilakukan pada tempat akusisi yang sama namun dengan selang waktu tertentu, biasanya dilakukan pada tahapan eksplorasi ( sebelum produksi ) dan pada tahapan pengembangan ( setelah produksi ). Secara umum, pada saat akusisi data seismik, data tersebut merekam keadaan reservoir ditempat tersebut pada saat akusisi terjadi, sehingga bilamana dikemudian waktu ada perubahan karakter reservoir yang disebabkan oleh adanya produksi fluida dari reservoir, yang kemudian dilakukan akusisi seismik data yang baru maka perubahan karakter didalam reservoir pada masa inipun akan direkam pula oleh akusisi seismik yang baru. Sehingga dengan membandingkan kedua ( atau lebih ) akusisi seismik ini kita akan mendapatkan gambaran dari perubahan karakter dari reservoir tersebut.

Tujuan utama dari evaluasi data seismik pada kasus ini adalah untuk mengetahui indikasi dari zat cair arang dan karakter dari reservoir, karena itu mengetahui sifat batuan reservoir yang diakibatkan oleh adanya fluida yang mengisi pori-pori batuan dalam perubahan kondisi tekanan akan sangat bermanfaat agar dapat melakukan interpretasi yang baik. Kalibrasi antara seismik dan data sumur sangatlah penting sehingga bilamana itu tidak dilakukan gambaran-gambaran yang didapatkan dari seismik 3D/4D menjadi tidak berarti.
Sebelum melakukan pemodelan 4D perlu dilakukan terlebih dahulu pemodelan ekspektasi dengan menggunakan data sumur agar dapat memodelkan perubahan-perubahan yang terjadi pada sifat fisis batuan akibat perubahan dari reservoir yang dikarenakan oleh perubahan tekanan formasi dan perubahan yang diakibatkan oleh penggantian zat cair arang oleh air akibat adanya produksi. Perubahan sifat fisis batuan / reservoir akibat perubahan tekanan dan kandungan fluida ini dimodelkan dengan menggunakan model sintetik seismik dimana model ini memperlihatkan bahwa dengan naiknya saturasi air akan menyebabkan moduli batuan k dan densitas fluida rho dan kecepatan kompresi Vp berubah sedangkan kecepatan shear Vs tidak berubah karena kecepatan ini tidak sensitif terhadap fluida

Sebagai akibat dari perubahan ini respon dari amplitude seismik akan menurun, karena dengan adanya penggantian fluida dalam reservoir yaitu minyak digantikan oleh air akan menyebabkan kontras dari Vp/Vs akan bertambah selaras dengan kontras impedance yang merupakan fungsi dari Vp dan Vs.

Kesimpulan
Dalam mengoptimalkan pengurasan minyak pada lapangan-lapangan tua tidak cukup hanya dengan menggunakan data-data sumur dan data seismik 2D karena itu diperlukan teknologi terapan baru seperti seismik 4D untuk memperkecil kemungkinan kegagalan dalam usulan pemboran sumur baru.
Perubahan pada saturasi air dan tekanan reservoir akan mempengaruhi respon dari amplitude pada reservoir, dimana penurunan harga amplitude adalah fungsi dari naiknya saturasi air dan turunnya tekanan.

Berbekal pengetahuan ini teknologi seismik 4D dapat dipakai untuk memonitor perubahan pada reservoir sehingga dapat memprediksi laju pengurasan dan area pengurasan dengan lebih akurat. Teknologi seismik 4D secara umum terbukti dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam perencanaan manajemen reservoir pada lapangan-lapangan minyak tua antara lain untuk merencanakan pengurasan yang maksimal dengan menentukan usulan lokasi sumur pemboran baru yang optimum.

Sumber : di rangkum dari berbagai sumber

Pemikiran tentang :

0 Tanggapan Teman ?:

Posting Komentar

Timeliness....

Search on blog

Translate

Forecast Weather

Rupiah Exchange Rates ( IDR )

Rush hour Blog

Fight To our Earth....Go green

Brighter Planet's 350 Challenge
NonCommercial,Nonprofit. Diberdayakan oleh Blogger.