Completion Fluid For workover phase




Basic knowledge of

COMPLETION FLUID

Oleh : Arif Eka R


Setelah tahap ataupun preoses pemboran selesai dilakukan maka tahap selanjutnya adalah tahap produksi. Dimana pada tahap ini dibutuh kan kegiatan yang diberi nama “workover” di mana kegiatan tersebut dilakukan untuk meningkatkan produksi sumur atau pun perawatan sumur. Selama workover berlangsung maka kondisi sumur tidak bisa dibiar kan “kosong” madsunya adalah jangan samapai kolom fluida yang sudah ada di sumur berkunrang ataupun tidak seimbang dengan tekanan formasi. Karen bila terjadi ke kosongan fluida atau tekanan formasi lebih besar dari pada tekanan hydrostatik maka dapat menyebabkhan kick ataupun yang lebih parah Blow out.

Oleh karena itu kita membutuhkhan sejenis fluida untuk tugas khusus setelah pemboran selesai dilakukan yang dapat mengurangi segala problem sumur. Jawabanya adalah completion fluid.

Completion fluid adalah salah satu driling fluid yang digunakan pada tahap lanjutan setelah pemboran ( produksi dan perawatan sumur ) yang sangat sedikit mengandung padatan atau solid. Fluida ini biasanya digunakan sejenis garam dicampur dengan air ataupun additive tambahan lainya yang digunakan untuk well control. Adapun fungsi dari fluida ini adalah :

1. Untuk perawatan sumur setelah pemboran selesai.

2. Untuk meningkatkan produksi sumur.

3. Untuk mempermudah pekerjaan “workover”

4. Untuk membersihkan sumur.

Adapun additive campuran completion fluid adalah : Sodium Klorida (NaCl), Pottasium klorida (KCl), Pottasium Bromide (KBr), Sodium Phosphate ( Na2HPO3), Kalsium Peroxidisulfate (K2O8S2), Mangane tertraoxide (Mn3O4) dsb.


Serta beberapa tambahan additive lainya.Komposisi completion Fluid utuk setiap sumur berbeda beda, tergantung dari riwayat sumur ataupun karater sumur. Rheology yang di perhatikan adalah:

1. Densitas (Sg) : berat jenis fluid ini berpengaruh pada tekanan hidristatik jika terlalu ringan dantidak sesuai deng tekanan formasi sumur maka akan bermasalah ( kick, Blow Up).

2. Padatan ( solid) : hal ini harus diperhatikan dala komposisi jng sampai ada solid atau padatan yang besar pada completion fluid, jng sampai completion fluid menjadi jenuh.

3. Volume: Volume yang di pompakan jangan sampai kurang ataupun lebih harus seimbang.

4. Temperatur: temperatur tiap sumur akan berbeda tergantung kedalaman masing masing sumur ( @ Kedalaman + 1°/30ft ), karena dengan penambahahan temperatur ini dapat menyababkhan beberapa perubahan karakter dari completion fluid.

5. Ph (derajat Keasaman) : biasanya pada fluida ini akan bersifat asam atau lebih rendah dari 7 ( netral) sehingga dapat menyebabkan korosi pada alat alat yang digunakan. Sehingga kita menambahkan beberpa aditif untu meningkatkan ph biasanya di gunakan KOH atau tambahan lainya.

Oleh Karena hal tersebut maka sebagai Driling Fluid engineer, di tuntut harus jeli memperhitungkan komposisi untuk completion fluid terutama ketika fluid sudah masuk kedalam sumur yang dapat menyebabkan perubahan karakter fluida dari suhu permukaan ke suhu subsurface.

References :

  1. Mud School materi driling technology, Trisakti University, Jakarta, 2010.
  2. http://www.glossary.oilfield.slb.com/Display.cfm?Term=completion%20fluid
  3. http://www.spe.org/jpt/print/archives/2008/11/JPT2008_11_15DCFFocus.pdf
  4. Kamus Minyak dan Gas Bumi Edisi 4, LEMIGAS, Jakarta, 1999.


Pemikiran tentang :

0 Tanggapan Teman ?:

Posting Komentar

Timeliness....

Search on blog

Translate

Forecast Weather

Rupiah Exchange Rates ( IDR )

Rush hour Blog

Fight To our Earth....Go green

Brighter Planet's 350 Challenge
NonCommercial,Nonprofit. Diberdayakan oleh Blogger.