Wilayah Jawa Barat Rawan Gempa
*BANDUNG, KOMPAS.com -* Wilayah Jawa Barat tergolong rawan gempa bumi,
khususnya di wilayah pesisir selatan. Sebab, di kawasan lepas pantai selatan
Jabar terdapat zona subduksi aktif, pertemuan dua lempeng tektonik
Indo-Australia dan Eurasia.
Data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Bandung
menunjukkan, wilayah pesisir selatan Jabar ini termasuk dalam daerah
kerawanan gempa kategori V-VI MMI (*Modified Mercally Intensity*). Dalam
skala ini, gempa yang dihasilkan berpotensi mengakibatkan kerusakan ringan
pada rumah.
Menurut Rasmid dari Bagian Data dan Informasi BMKG Bandung, Kamis (3/9),
setiap tahun, pergeseran lempeng Indo-Autralia dan Eurasia mencapai 60-70
milimeter. Pergerakan antar-lempeng yang sama ini telah menciptakan bencana
besar yaitu gempa Yogya dan Tsunami Pangandaran beberapa waktu lalu.
Berdasarkan tren yang ada, gempa besar di wilayah selatan Jawa terjadi
antara kurun waktu 10-50 tahun sekali. "Gempa besar di Tasikmalaya terakhir
terjadi 29 tahun yang lalu," ucapnya mencontohkan.
Daerah yang paling berpotensi terkena gempa bumi dalam skala ekstrim adalah
Ujung Genteng dan Pelabuhan Ratu. Di daerah ini, skala MMI menunjukkan
kategori VII-VIII. Sebab, selain dilintasi lempeng tektonik, di wilayah ini
terdapat pula (sesar) patahan lokal yang disebut Patahan Cimandiri.
Patahan aktif ini terletak memanjang mulai dari Ujung Genteng, Sukabumi,
hingga Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Gempa *mega thrust *(besar) di
Tasikmalaya kemarin (Rabu, 2/8) dikhawatirkan bisa menekan patahan Cimandiri
dan mengakibatkan gempa lainnya.
"Jika ini terjadi, wilayah kerawanan gempa pun semakin meluas hingga ke
wilayah tengah Jabar. Sebab, di wilayah tengah Jabar mulai dari Purwakarta
hingga ke Garut terdapat pula sejumlah patahan-patahan lokal. Dari Ujung
Genteng ke Tasikmalaya, patahan itu saat ini menyambung dengan bentuk
melengkung, melintasi Bandung melalui Lembang," ucapnya.
Meskipun tidak setinggi di Ujung Genteng, patahan yang ada di Purwakarta,
Lembang dan Garut berpotensi menimbulkan gempa intensitas sedang berkekuatan
hingga 5 skala ritcher. Sesar Lembang yang oleh sejumlah ilmuwan masih
diragukan keaktifannya, berdasarkan temuan BMKG, ternyata betul-betul masih
aktif.
Berdasarkan pantauan Juli-Agustus, tercatat ada gempa 3-4 SR yang terjadi di
sini (patahan Lembang). "Sesar ini tidak diragukan lagi tengah aktif, meski
sempat tertidur, kini tengah mengumpulkan energinya lagi," tuturnya.
Bahkan, berdasarkan hasil riset USGS (United States Geological Survey), GFZ
(BMG) Jerman, dan BMKG ditemukan patahan baru yang bentuknya dangkal di
utara Indramayu akibat terjadinya gempa tektonik di wilayah ini baru-baru
ini.
Jumat, September 04, 2009 |
0
Tanggapan Teman ?
Pemikiran tentang :
Pengetahuan Umum
0 Tanggapan Teman ?:
Posting Komentar